
ARTI PENTING MERU BETIRI
Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) adalah satu dari delapan Taman Nasional
yang kini tersisa di Pulau Jawa. Lokasinya terletak di propinsi Jawa Timur
yaitu di wilayah Kabupaten Jember dan Kabupaten Banyuwangi, dengan luas
total 58.000 ha. Terdiri dari 36.700 ha di Kabupaten Jember dan 21.300 ha
di kabupaten Banyuwangi.
Secara geografis kawasan Meru Betiri terletak antara 1130 37' 51" -
1130 57' 06" BT dan 80 22' 16" - 80 32' 05" LS1.
Kawasan Meru Betiri ternyata memegang peran penting bagi kehidupan di
Kabupaten Jember dan Banyuwangi. Sebagai kota terbesar ke-3 di Jawa Timur,
Jember memiliki jumlah penduduk yang mencapai 2 juta jiwa. Luas wilayan
Jember adalah 3.239,3394 km2 atau 9,428% luas Propinsi Jatim. Sebagai
daerah agraris, Jember memberi kontribusi 18% bagi produksi beras nasional.
Sektor pertanian di daerah ini merupakan penopang utama perekonomian yang
mampu menyumbang sebesar 34,6 persen pendapatan Jatim. Bahkan PDRB (Produk
Domestik Regional Bruto)
Gambar 1. Kali Sanen, dengan latar belakang kawasan hutan Meru Betiri -
merupakan daerah hulu sungai. (dok. Dwi Nurhayati)
terbesar Jember berasal dari sektor pertanian, sebesar 50,32 persen. Wajar
karena areal peruntukan lahannya sebagian besar dimanfaatkan sebagai sawah
(87.355 ha), tegal (41.000 ha), dan perkebunan (34.466 ha).
Kabupaten Jember terletak di daerah lembah antara pegunungan Raung dan
Argopuro. Jember berbentuk ngarai yang subur pada bagian tengah dan
selatan2. Posisi ini memungkinkan terciptanya iklim yang
cocok bagi budidaya tanaman pertanian dan perkebunan. Daerah Jember bagian
selatan banyak digunakan untuk menanam komoditi pertanian dan perkebunan,
seperti padi, kedelai, karet, cacao, kopi dan tembakau. Karena itu banyak
perkebunan swasta dan BUMN di sekitar Jember. Namun daerah perkebunan di
bagian selatan itu keberadaannya kini terancam oleh kehadiran industri
pertambangan. Yaitu dengan masuknya PT. Hakman PT. Jember Metal dan PT.
Banyuwangi Mineral yang akan mengeksploitasi emas di lahan TN Meru Betiri.
Perlindungan terhadap Meru Betiri telah dimulai sejak jaman kolonial.
Ketika itu pemerintah kolonial Belanda mengeluarkan surat berupa Belsuit
Van Den Directur van Landbouw Neverhaid en Handel Nomor 7347/B tanggal 29
Juli 1931 serta Belsuit Van Den Directur Economiche Zaken Nomor 5751
tanggal 28 April 1938 yang menyatakan Meru Betiri sebagai kawasan Lindung.
Perlindungan ini dilakukan bersamaan dengan banyak dibukanya
perkebunan-perkebunan Belanda pada abad 19, dimana saat itu terjadi arus
migrasi penduduk suku Madura dan Jawa ke kawasan ini. Di Jawa Timur
pembukaan perkebunan-perkebunan Belanda menciptakan enclaveenclave
konsentrasi hutan lindung, diantaranya Meru Betiri dan Baluran.3
Suatu kawasan hutan lindung yang tertutup dan eksklusif di daerah
pemukiman penduduk. Tahun 1972, atau 34 tahun kemudian baru pemerintah
Indonesia menetapkan status Meru Betiri sebagai Suaka Margasatwa melalui
SK Menteri Pertanian No. 276/Kpts/Um/6/1b972, dengan luasan 50.000 ha.
Prioritas perlindungan kawasan ini adalah Harimau Jawa (Panthera tigris
sondaica)
beserta habitatnya. Lantas keluarlah SK Mentan No. 592/Kpts/Um/7/1982 yang
memperluas areal Suaka Margasatwa ini menjadi 58.000 ha. Pada saat yang
sama, tepatnya tanggal 14 Oktober 1982 statusnya diubah menjadi Calon
Taman Nasional, melalui SK Mentan No. 736/Kpts/Mentan/X/82 dalam kongres
Taman Nasional se-Dunia III di Bali. Kawasan ini resmi menjadi Taman
Nasional lewat SK Menhut No. 277/Kpts-VI/ 1997 tanggal 23 Mei 19974.
Selanjutnya pengelolaan kawasan ini dilakukan oleh Balai Taman Nasional
Meru Betiri. Pada tahun 1999, luas kawasan Meru Betiri berkurang menjadi
55.845 ha karena sebagian kawasannya berubah menjadi perkebunan swasta.
KEANEKARAGAMAN HAYATI MERU BETIRI
Meru Betiri memiliki fisiografi yang unik karena letaknya terpisah dari
deretan pegunungan selatan di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa. Susunan
geologi kawasan ini berbeda dengan komplek lainnya di Jawa Timur. Hutan
hujan dan perbedaan ketinggian di daerah Meru Betiri membentuk aliran
sungai yang cukup banyak dan mampu menyediakan simpanan air bagi
masyarakat dan kebun-kebun serta lahan pertanian di sekitarnya. Keadaan
tanah dan kawasan Meru Betiri yang berbukit dan bergunung mengakibatkan
terjadinya aliran-aliran sungai yang tersebar di seluruh bagian kawasan
taman nasional. Daerah aliran sungai utama dipunggung-punggung gunung
adalah sungai Bandealit, sungai Meri dan sungai Sukamade5.
Bahkan lewat foto satelit terlihat bahwa Meru Betiri adalah tempat cebakan
air yang besar bagi Jember khususnya dan daerah sekitarnya6
Dengan letak seperti itu tidak aneh bila Meru Betiri kaya dengan berbagai
jenis flora dan fauna.
A. Keragaman Flora
Keragaman flora yang terdapat di Meru Betiri tergambar dari vegetasi yang
terdapat di kawasan itu. Di kawasan yang terkenal sangat kaya dengan jenis
tanaman obat ini dapat dijumpai 5 dari 11 tipe vegetasi yang ada di pulau
Jawa, yaitu : Vegetasi pantai, Vegetasi mangrove, Hutan rawa, Hutan Hujan
tropis, dan Vegetasi Rheophytic yang jumlahnya tinggal sedikit di Pulau
Jawa7.
1. Vegetasi pantai, tersebar di sepanjang pantai dan membentuk
kelompok-kelompok hutan yang sempit, umumnya menempati daerah di sekitar
teluk yang agak datar. Jenis-jenis yang dominan menghuni kawasan ini
antara lain Tapak Kambing (Ipoemoa pescapre), Rumput Lari (Spinifex
squarosus), Pandan (Pandanus tectorius), Nyamplung (Calophyllum inophyllum),
Waru (Hibiscus tilliaceus) dan Ketapang (Terminalia catappa).
2. Vegetasi mangrove, terdapat pada beberapa teluk macam teluk Permisan,
Sukamade, dan Bandealit dan Kuala (muara sungai Rajegwesi), yang
didominasi oleh Bakau (Rhizophora spp), Api-api (Avicennia sp), dan Bogem
(Brugueira sp).
3. Hutan rawa, terdapat di balik hutan mangrove di Sukamade, Permisan dan
Nanggelan dan didominir oleh Ingas (Glutta renghas), Pulai (Alstonia
scholaris), Keben (Barringtonia sp.), Kepuh (Sterculia foetida) dan Bungur
(Lagerstroemia speciosa).
4. Hutan hujan tropis, merupakan tipe vegetasi utama taman nasional ini.
Terdiri dari beragam jenis pohon yang bercampur dengan bambu dan rotan
yang tersebar di seluruh areal. Beragam jenis pohon yang penting adalah
Bayur (Pterospernum javanicum), Putat (Plachonella elasticus), Segawe (Adenanthera
microsperma), Gintungan (Dysoxylum sp.). Sedangkan jenis-jenis bambu
antara lain Bambu Bubat (Bambusa sp), Bambu Wuluh (Schizastchyum blumei)
dan Bambu Lampar (Schizastcchyum branchyladium). Selain itu, juga terdapat
Rotan Manis (Daemonorops melanocaetes), Rotan Slatung (Plectocomia
longistigma) dan Rotan Warak (Plectocomia elongata).
5. Vegetasi rheophytic, pada daerah dataran yang dibanjiri oleh
sungaisungai besar, berbatu dan berkarang ditemukan vegetasi rheophytic
yang sangat sedikit terdapat di Pulau Jawa.
Hutan hujan tropis Meru Betiri menyimpan lebih dari 340 jenis tanaman obat8
yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat sekitar, seperti Cabe Jawa (Piper
retrofactum), Kemukus (Piper cubeba), Kedawung (Parkia roxburgii Don.),
Joholawe (Termedia balerica Roxb.), Pule pandak (Rauwofia serpentina L.)
dan lainnya. Paling tidak ada 106 jenis simplisia tumbuhan obat tersebut
yang sangat dibutuhkan oleh industri obat/ jamu, baik untuk produksi skala
besar dan kecil, seperti jamu gendong.
Pengetahuan masyarakat sekitar Meru Betiri mengenai tumbuhan obat cukup
tinggi. Mulai pengetahuan mengenali jenis tanaman, bagian tanaman yang
mengandung obat dan bisa dimanfaatkan, sampai bagaimana cara meramunya.
Spesies langka yang penting di Meru Betiri antara lain Rafflesia
zollingeriana, bunga bangkai dengan warna merah cerah yang hidup sebagai
parasit pada akar sejenis tumbuhan kayu bersulur. Tanaman inang tersebut
adalah Tetrastigma. Uniknya penyebaran bunga ini dibantu oleh binatang
sejenis mamalia, yang terlebih dahulu harus melukai tanaman inang sehingga
tanaman dapat tumbuh pada bagian tersebut. Selain Reflesia terdapat juga
sejenis jamur parasit yang langka meskipun tidak serewel Raflesia dalam
memilih inangnya, yaitu Balanophora fungosa.
Gambar 2. Salah satu tanaman endemik TNMB : Bunga Bangkai Padmosari (Rafflesia
zollingeriana) , (dok. Sudibyo)
B. Keragaman Fauna
Tercatat 298 jenis fauna menghuni kawasan Taman Nasional ini. Sebanyak 181
jenis diantaranya telah berstatus langka dan dilindungi. Jenis burung dan
mamalia merupakan fauna utama kawasan ini. Terdapat sekitar 180 jenis
burung, termasuk 3 burung besar sejenis jenis rangkong antara lain Buceros
rhinoceros, Rhyticeros undulatus, Antracoceros convexus. Selain dikenal
sebagai daerah lintasan bagi migrasi burung pemangsa setiap bulan Oktober,
kawasan ini merupakan habitat penting bagi burung pemangsa (raptor).
Beberapa jenis burung pamangsa utama di Pulau Jawa yang bisa ditemui di
Meru Betiri adalah Elang Hitam (Ictinaetus malayensis), Elang Dada Karat (Hieraatus
kienerii), Elang Bondol (Haliastur indus), Elang Ular (Spilornis cheela),
Elang Laut Perut Putih (Haliaeetus leucogaster), Elang Ikan Kepala Kelabu
(Ichtyopaga ichtyaetus), Elang Brontok (Spizaetus cirrhatus) dan salah
satu yang sangat langka di dunia dan endemik di pulau Jawa adalah Elang
Jawa (Spizateus bartelsi)9. Penghuni lain yang tak kalah
pentingnya adalah beragam jenis mamalia besar. Mamalia penghuni Meru
Betiri sangat beragam, antara lain Kera (Macaca irus), Lutung (Presbytis
purus), Kukang (Nycticebus caoucang), Jelarang (Ratufa bicolor), Landak (Hystrix
brachiura), Macan Tutul (Panthera pardus), Harimau Jawa (Panthera tigris
sondaica), Kucing Bakau (Felis bengalensis), Ajag (Cuon javanicus), Kijang
(Muntiacus muntjak), Babi Hutan (Sus scrova), Celeng Goteng (Sus verocosus),
Banteng (Bos javanicus) dan Kancil (Tragulus javanicus).
Pantai Sukamade, daerah pantai selatan kawasan Meru Betiri dikenal sebagai
tempat berbiak jenis Penyu Hijau (Chelonia mydas), Penyu Sisik (Caretta
caretta), Penyu Blimbing (Dermochelys coriacea) dan Penyu Slengkrah (Lepidochelys
imbricatus)10. Pantai Sukamade juga dikenal sebagai
salah satu tempat penetasan sementara telur penyu (hatching places)
terbaik di Jawa.

Gambar 3. Penyu Hijau (Chelonia mydas) di pantai Sukamade- Banyuwangi, (dok.
Kappala Jatim)
-
Ignatius
Adi Nugroho, Studi Penyebaran Spicies Tumbuhan Obat di TN. Meru Betiri
Jatim, dengan Menggunakan GIS, Skripsi, Fahutan IPB, Bogor, 1998
-
Anonim,
Jember dalam Angka, BPS, Jember, 1999.
-
Anonim,
Laporan Akhir Studi Presepsi Masyarakat Desa Penyangga Taman Nasional
Meru Betiri, Hamim – P3PK, Yogyakarta. P3PK, 1999.
-
Anonim,
Leaflet Taman Nasional Meru Betiri, Balai TNMB, 2000.
-
Anonim,
Laporan Identifikasi Burung Raptor, Balai TNMB, 2001.
-
Anonim
, Sebuah Pemikiran tentang Bakal Tambang Emas di Kabupaten Jember,
Seminar Rencana Penambangan Emas di Jember, Alumni KMBJ, 28 Oktober
2000.
-
Anonim,
Pengenalan Taman Nasional Meru Betiri, Kumpulan Makalah MBSC X, Sekber
PIPA, Jember, 1999.
-
Anonim,
Profil Taman Nasional Meru Betiri Balai Taman Nasional Meru Betiri,
Jember, 1999.
-
Anonim,
Profil Taman Nasional Meru Betiri Balai Taman Nasional Meru Betiri,
Jember, 1999.
-
Anonim,
Sea Turtle at Sukamade Meru Betiri National park, A leaflet, SBKSDA
Jatim II, PHPA – Departemen of Forestry, 1994/1995.
|